Meningkatkan Kesadaran Mengenai Bahaya Sampah LautMelalui Pendidikan Lingkungan Hidup
“Siapa yang tahu arti kata Marine Debris? Atau adakah diantara kalian yang pernah mendengar kata ini?”
Para pelajar di SMA Negeri 3 Nabire kompak terlihat bingung, namun salah seorang pelajar menjawab dengan agak ragu, “Sampah laut ya kakak”?
“Ya, benar sekali, sampah laut”, kataku. Sampah-sampah yang sengaja maupun tidak sengaja kita buang, baik secara langsung di laut maupun di darat yang kemudian terbawa arus ke laut.”
Terlihat antusiasme dari para siswa dan siswi yang menjadi peserta pada Pendidikan Lingkungan Hidup yang berlangsung pada tanggal 11-13 Mei 2022 di SMA Negeri 3 Nabire. Bagaimana tidak, penjelasan tentang bahaya sampah laut, menyadarkan para peserta kalau ternyata sampah-sampah itu dapat membahayakan makhluk hidup yang ada di laut. Hal ini dikarenakan keberadaan sampah tersebut memiliki waktu penguraian yang sangat lama sehingga mencemari lingkungan dan merusak kualitas perairan. Selain itu, biota laut tidak memiliki kemampuan untuk memilih makanan sehingga banyak hewan-hewan memakan sampah dan menyebabkan kematian. Mendengar penjelasan itu para peserta terlihat mengangguk-angguk sambil mencatat poin-poin yang penting.
Materi berupa paparan gambar melalui power point, menampilkan film singkat terkait hewan laut juga burung yang ada dipesisir pantai yang mengalami dampak akibat pencemaran laut, dan film singkat mengenai upaya manusia dalam membersihkan laut yang sudah begitu tercemar.
Pada kegiatan kali ini, juga disampaikan perkenalan singkat Taman Nasional Teluk Cenderawasih, tugas beserta tanggung jawabnya, serta penjelasan mengenai konservasi dan jenis-jenis konservasi
SMA Negeri 3 Nabire merupakan salah satu sekolah percontohan Adiwiyata yang mana bertujuan untuk menghasilkan siswa dan siswi yang mampu menjaga lingkungan sekolah tetap bersih dan melaksanakan upaya pelestarian lingkungan. Oleh karena itu, Pendidikan Lingkungan Hidup ini diharapkan dapat menambah wawasan para pelajar mengenai konservasi, masalah-masalah terkini seperti sampah laut, dampaknya pada lingkungan, juga solusi yang bisa dilakukan para pelajar untuk mengurangi sampah.
Dipenghujung kegiatan, para peserta dibagikan tumbler sebagai bentuk apresiasi dan keseriusan untuk mengurangi penggunaan sampah plastik khususnya di lingkungan sekolah, yang diharapkan nantinya dapat menjadi gaya hidup yang dapat menginspirasi baik di sekolah, di rumah maupun di lingkungan sosialnya.
Oleh ; Rolf Geffken Situmeang, S.Pi/Penuluh Kehutanan BBTNTC