Green Peace ke Papua untuk mendukung Hutan Adat
Rainbow Warrior, Kapal milik Green Peace memulai pelayaran menuju Papua untuk mengkampanyekan penyelamatan lingkungan dan dukungan terhadap pengelolaan hutan berbasis masyarakat serta menggali inspirasi dari masyarakat dalam mengembalikan keseimbangan alam nusantara. Kota pertama yang dikunjungi adalah Manokwari pada Senin 12 Maret 2018 dengan mengusung tema “Jelajah Harmoni Nusantara”
Juru kampanye hutan Green Peace Indonesia, Charles Tawaru, berkata, “Pengelolaan hutan berbasis masyarakat ini agar segera diterapkan oleh pemerintah di seluruh wilayah Papua, karena masyarakat adat mampu berperan sebagai garda pelindung terdepan dari perusakan hutan Papua.”
Pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan saat ini sedang menjalankan program Perhutanan Sosial dengan target 12,7 juta ha hingga tahun 2019 di seluruh Indonsia, berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 83 Tahun 2016 tentang Perhutanan Sosial.
Dalam peraturan tersebut Perhutanan Sosial diwujudkan dalam skema Hutan Tanaman Rakyat, Hutan Kemitraan, Hutan Kemasyarakatan, Hutan Adat dan Hutan Desa. Setiap tahunnya diharapkan 2,5 juta ha lahan hutan dapat dibagikan kepada masyarakat di sekitar kawasan hutan untuk dikelola dalam kurun waktu 35 tahun sehingga manfaat ekonomi dari hutan dapat dirasakannya.
Menurut Charles, Skema Perhutanan Sosial di Papua cocoknya adalah Hutan Adat, karena masyarakat telah tinggal lama secara turun-temurun dalam kurun ratusan tahun memanfaatkan hutan sebagai sumber makanan, obat-obatan dan budaya mereka. “Sebaiknya penerapan Perhutanan Sosial untuk Papua berdasarkan skema batasan adat,” ujarnya. Direktur Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan KLHK, Bambang Suprianto mengatakan, gerakan lingkungan harus terus disuarakan di Indonesia, seperti yang dilakukan oleh Green Peace. “Untuk menyelamatkan hutan dan mempertahankan lingkungan di Indonesia dibutuhkan gerakan publik, dan hari ini Green Peace yang beranggotakan dari berbagai negara di dunia, membantu menyuarakan gerakan publik menggunakan kapal Rainbow Warrior,” Ujar Bambang.
Kunjungan Green Peace itu juga mendapat perhatian dari pemerintah Provinsi Papua Barat. Wakil Gubernur saat mengunjugi kapal tersebut mengapresiasi kedatangan rombongan Green Peace ke Papua Barat. Dia Mengatakan, “dari kunjungan ini diharapkan ada bahan masukan untuk percepatan program-program konservasi di Papua Barat”.Rainbow Warrior akan berada di Manokwari selama tiga hari, selanjutnya akan bergerak menuju Sorong, Raja Ampat lalu ke Bali dan Jakarta melalui laut jawa.