Kampung Aisandami Penerima Penghargaan Proklim Tahun 2021

Selasa 19 Oktober 2021 lalu bertempat di Kantor Bidang Wilayah II Wasior, Taman Naisonal Teluk Cenderawasih (TNTC) telah berlangsung acara penyerahan trofi penghargaan Proklim Tahun 2021 secara virtual. Salah satu kampung yang mendapat penghargaan tersebut adalah Kampung Aisandami yang merupakan desa binaan TNTC. Dihadiri oleh Tonci Somisa selaku ketua kelompok, Agus Awi selaku perwakilan masyarakat Kampung Aisandami didampingi oleh Kepala Seksi Wilayah III Aisandami, Cores Y. Makamur dan penulis sebagai pendamping kelompok masyarakat.

Program Kampung Iklim yang selanjutnya disebut PROKLIM adalah program nasional yang dikelola oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam rangka meningkatkan keterlibatan masyarakat dan pemangku kepentingan lain untuk melakukan penguatan kapasitas adaptasi terhadap dampak perubahan iklim dan penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) serta memberikan pengakuan terhadap upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim serta dapat meningkatkan kesejahteraan di tingkat lokal sesuai dengan kondisi wilayah.

Melalui pelaksanaan Proklim, pemerintah memberikan penghargaan terhadap masyarakat di lokasi tertentu yang telah melaksanakan upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim secara berkelanjutan dengan tahapan Proklim mencakup persiapan, perencanaan, pelaksanaan, pengembangan dan penguatan aksi adaptasi mitigasi.

Ada tiga aspek penilaian dalam Proklim yaitu kegiatan adaptasi, mitigasi dan kelembagaan/kelompok. Adaptasi merupakan kegiatan yang telah dilakukan untuk menjawab kerentanan di desa/dusun tersebut. Adaptasi meliputi kegiatan untuk menangani dampak perubahan iklim. Salah satu contohnya adalah penanganan atau antisipasi kenaikan muka laut. Letak Kampung Aisandami sendiri berada di wilayah pesisir yang sangat rentan dengan peningkatan muka air laut. Salah satu cara untuk menangani hal tersebut, masyarakat Aisandami di akhir tahun 2020 melakukan penanaman bakau guna mengembalikan fungsi perlindungan di wilayah pantai. Kegiatan penanaman ini termasuk dalam pembuatan struktur alamiah pesisir untuk mengantisipasi dampak perubahan iklim. Perubahan iklim dapat meningkatkan frekuensi terjadinya gelombang tinggi, badai dan juga kenaikan muka air laut yang dapat mengancam usaha nelayan dan masyarakat pesisir dalam memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari. Masyarakat Aisandami melakukan upaya adaptasi dengan mengembangkan mata pencaharian altematif yaitu memanfaatkan kondisi wilayah kampungnya menjadi kampung wisata. Mereka melakukan membuat usaha penyewaan homestay, pembuatan kerajinan tangan dan pemandu wisata.

Penulis  bersama dengan Mama Eta Ayamiseba sedang berada di kebun kangkung yang ditanam di gelas plastik dan styrofoam bekas

Kemudian aspek mitigasi yaitu kegiatan yang dilakukan untuk mengurangi emisi GRK.  Letak Kampung Aisandami yang terletak di pesisir dan jauh dari Tempat Penampunganh Sampah Sementara yang berada di Ibu kota kabupaten, Wasior, sangat rentan akan penumpukan sampah terutama sampah anorganik. Masyarakat Kampung Aisandami pun sejak 2019 telah mengolah sampah-sampah yang ada menjadi kerajinan tangan. Selain itu sampah lainnya seperti gelas plastik, styrofoam dan sisa kantong semen dijadikan wadah untuk menanam sayur dan tanaman di pekarangan rumah. Menanam sayur ini termasuk dalam upaya peningkatan ketahanan pangan, dimana menjamin ketersediaan bahan pangan yang beranekaragam dan meningkatkan pemenuhan gizi keluarga.

Lalu aspek yang terakhir adalah aspek kelembagaan/kelompok. Aspek ini memiliki penilaian yang terbesar karena keberadaan kelompok menjamin kegiatan adaptasi dan mitigasi akan terus berlangsung dan mendapat dukungan dari kelompok. Kelompok yang terdapat di Kampung Aisandami yang merupakan binaan Balai Besar TNTC adalah Kelompok Ekowisata Wadowun Beberin. Sejak Tahun 2018, kelompok ini aktif mengembangkan wisata berbasis konservasi. Keberadaannya menjadi penggerak kegiatan dan pendukung yang dapat menjamin kegiatan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim. Selain itu juga sebagai penggerak dalam mengakses sumberdaya, pendanaan dan teknologi.

Kelompok Ekowisata Wadowun Beberin menghadiri acara penyerahan Trofi penghargaan Proklim Utama Tahun 2021 secara virtual

Pada Senin, 1 November 2021, melalui Balai Pengendalian Perubahan Iklim dan Kebakaran Hutan dan Lahan (PPIKHL) wilayah Maluku Papua dilakukan penyerahan Trofi Penghargaan Proklim Utama Tahun 2021 secara langsung kepada masyarakat Aisandami. Acara penyerahan trofi proklim tersebut berlangsung sangat meriah, dimulai dengan arak-arakan dari ibu kota Kabupaten Teluk Wondama, Wasior menuju Kampung Aisandami. Arak-arakan tersebut diikuti oleh masyarakat Kampung Aisandami, Rombongan Wakil Bupati Teluk Wondama, Drs. Andarias Kayukatui, M.Si dan Pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Setelah mengarak trofi tersebut, dilanjutkan dengan Prosesi Injak Piring dan Tari Penyambutan oleh masyarakat Aisandami. Kemudian dilanjutkan dengan sambutan dan penyerahan trofi Proklim Utama dari Wakil Bupati kepada masyarakat Aisandami.

Setelah itu para tamu undangan dipersilahkan untuk melihat kebun sampel. Kebun ini merupakan contoh kecil dari banyak kebun yang ada di Kampung Aisandami, berisi beberapa jenis tanaman, media tanam serta wadah tanamnya. Masyarakat menggunakan sampah anorganik sebagai wadah tanam. Mereka juga menyediakan beberapa hasil kebun yang dapat dibeli oleh para tamu undangan sebagai buah tangan.

Kelompok Ekowisata Wadowun Beberin mengaku bangga dan senang mendapat penghargaan itu, dan siap untuk mengusahakan kegiatan adaptasi dan mitigasi lainnya untuk berperan dalam Proklim Tahun 2023 dan berharap kegiatan yang dilakukan kelompok dan masyarakat di Kampung Aisandami mengalami peningkatan, sehingga layak untuk menerima penghargaan Trophy Proklim Lestari.

Euforia arak-arakan Trofi Proklim Utama Tahun 2021 di Kampung Aisandami

Oleh : Rusthesa Latritiani – Penyuluh TNTC/Pendamping Kampung Aisandami

Similar Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *