Mangrove, Pelindung Pantai dari Abrasi

“Siapa yang suka main ke pantai?”, tanyaku. “Saya, saya, saya,” sahut para murid SD Negeri Sima. “Apa saja yang ada di pantai?”. “Ada batu, ada pasir, ada pohon, ada mangi mangi, ada air, ada ikan, ada kerang kerangan, ada orang-orang,” jawab para murid dengan penuh semangat seperti tidak mau kalah dengan teman-temannya. “Siapa tadi yang jawab mangi-mangi, Ada yang tau fungsi mangi-mangi kah?” lanjut saya bertanya. “Menahan air laut, menjaga abrasi,” teriak anak anak itu.

Begitulah jawaban polos anak-anak di Sekolah Dasar Negeri Sima ketika diajukan pertanyaan tentang lingkungan hidup di tempat tinggalnya. Lingkungan tempat tiggal mereka adalah alam yang yang tidak terpisahkan dengan kehidupan mereka, mulai dari sumber makanan, minuman, tempat bermain, tempat belajar, dan lain-lain,  tak heran jika mereka mampu menjawab pertanyaan tersebut dengan gampangnya.

Penyuluhan di SD Negeri Sima

Kampung Sima merupakan salah satu tujuan saya bersama Anita Ira Salasa staf Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah II Yeretuar untuk menyampaikan materi pendidikan lingkungan hidup dalam rangka melaksanakan tugas sebagai penyuluh. Kampung Sima merupakan salah satu desa binaan Taman Nasional Teluk Cenderawasih yang pantainya mengalami abrasi. Penyebabnya adalah selain karena ombak yang besar juga karena tidak adanya penahan gelombang di tepi pantai yaitu mangrove atau dalam bahasa lokal disebut mangi-mangi. Akibatnya penyusutan garis pantai dan juga banyak masyarakat yang harus pindah rumah dari pesisir pantai ke wilayah daratan yang tidak terpengaruh pasang surut.

Tujuan kami menyampaikan materi tentang fungsi mangrove ini adalah untuk  meningkatkan kesadaran masyarakat khususnya para pelajar dengan menanamkan prinsip kepada anak-anak sekolah bahwa melindungi salah satu habitat yang ada di lingkungan sekitar akan mempertahankan ekosistem di tempat tinggal kita.

Dalam melaksanakan penyuluhan, kami membagikan materi tentang mangrove, fungsi dan jenis-jenisnya kepada anak-anak kelas V dan VI. Kami menyampaikan secara lisan dan juga diselingi dengan permainan (games) sehingga anak-anak tidak bosan dan dapat memahami materi yang disampaikan kepada mereka.

Permainan yang diberikan kepada anak-anak SD

Kami juga didampingi oleh Kelompok Binaan BBTNTC yaitu Kelompok Guraja Indah yang mana para anggotanya juga berperan dan bertanggung jawab kepada generasi muda untuk memberikan informasi dan juga pemahaman tentang pentingnya mangrove dalam kehidupan mereka khususnya di Kampung Sima.

Ketika anak-anak tersebut ditanyakan apa efek dari tidak adanya mangrove di pesisir pantai, mereka berpikir sejenak dan membayangkan apa yang terjadi di Kampung Sima, kemudian menjawab bahwa jika tidak adanya mangrove maka akan mengakibatkan abrasi dan pantai tempat mereka bermain selama ini semakin lama semakin menyusut sehingga anak-anak menyadari betapa pentingnya keberadaan mangrove di pesisir pantai.           Mereka berjanji untuk menjaga mangrove di tepi pantai, tidak membuang sampah sembarangan dan mau menjadi anak-anak yang sadar akan konservasi serta mengingatkan teman-teman dan keluarga mereka agar tetap menjaga lingkungan tempat mereka tinggal.

Similar Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *